Follow This Blog revealed!
Welcome to my blog!Suka blog ini? yuk langsung follow, caranya dengan meng-klik bulatan keempat yang ada disamping...:-). enjoy!


profile



affies



archive



follow


link
" Sometimes the heart sees what is invisible to the eyes. "

Batik: Persembahan Indonesia Untuk Dunia
Friday | 4 comments

Kalo korea punya Hanbok, maka Indonesia punya batik...nah, cingu tulisan berikut ini membahas tentang Batik. Yuk cintai Batik dan ikut melestarikannya..^_^
Batik telah dikenal sejak lebih dari ratusan tahun silam. Sebenarnya, tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini, batik dapat ditemukan di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, ternyata batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang dapat dibilang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia.
Sekilas Batik
Kata batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Batik sendiri merupakan sebuah seni menggambar corak di atas kain berserat alami dengan memoleskan bahan perintang warna corak yang disebut malam (wax) menggunakan canting atau cap. Dalam bahasa Inggris, teknik membatik tersebut dikenal dengan istilah wax-resist dyeing.
Teknik membatik sendiri hanya dapat diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami, seperti katun, sutra, wol dan tidak dapat diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik tersebut dikenal dengan kain bercorak batik – biasa dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) – bukan kain batik.
Pada awalnya, batik hanya dikhususkan untuk kalangan keraton atau keluarga kerajaan serta para pengikutnya. Namun, dikarenakan banyak pengikut raja yang melakukan kegiatan membatik tinggal di luar keraton, maka batik pun terbawa hingga ke masyarakat sipil.
Lama kelamaan, kegiatan membatik menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat umum dan menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangga untuk mengisi waktu senggang. Batik pun lantas tidak hanya digunakan oleh keluarga kerajaan namun juga menjadi pakaian rakyat yang kerap dipakai baik pria maupun wanita.
Sejarah Masuk dan Perkembangan
Sejarah batik di Indonesia, berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa literatur, pengembangan batik banyak terjadi pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram, juga kerajaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta.
Keberadaan batik di Majapahit ditelusuri dari daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Ketika itu, daerah Tulung Agung yang sebagian masih berupa rawa-rawa dan dikenal dengan nama Bonorowo, diserang oleh kerajaan Majapahit. Daerah Bonorowo berhasil ditaklukkan setelah Adipati Kalang yang memimpin Bonorowo tewas dalam pertempuran. Semenjak itu, beberapa keluarga kerajaan Majapahit pindah menetap di wilayah Bonorowo dan membawa serta kesenian batik ke daerah tersebut.
Meluasnya batik di Indonesia dan khususnya di Jawa terjadi setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Hal ini kebanyakkan terjadi akibat peperangan antar kerajaan maupun peperangan antara kerajaan dengan penjajahan Belanda. Banyak keluarga raja yang kemudian mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru, antara lain ke Banyumas, Pekalongan dan ke daerah timur Jawa, Ponorogo. Keluarga kerajaan yang mengungsi inilah yang pada akhirnya mengembangkan batik di seluruh pelosok Jawa.
Sebagai contoh adalah kisah perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Ketika itu, pangeran dan keluarga serta pengikutnya terdesak sehingga harus meninggalkan kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah timur (Solo, Yogyakarta, Gresik, Surabaya, Madura) dan barat (Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon) pulau Jawa. Di daerah-daerah baru tersebut, keluarga serta pengikut Pangeran Diponegoro mengenalkan batik ke masyarakat sekitar.
Ragam dan Corak Batik
batik
Ragam serta corak batik banyak dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Pada awalnya, batik hanya memiliki ragam dan corak yang terbatas. Beberapa corak pun hanya dapat dipakai oleh kalangan tertentu. Namun, batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti dari para pedagang asing dan para penjajah.


Warna-warna cerah seperti merah pada batik, dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak berbentuk phoenix. Sedangkan, corak bunga yang sebelumnya tidak dikenal – seperti bunga tulip – dibawa oleh bangsa penjajah Eropa. Selain itu, warna biru, juga corak-corak benda seperti gedung atau kereta kuda merupakan pengaruh dari bangsa Eropa.
Tradisi membatik merupakan tradisi turun-menurun, sehingga kadang kala suatu motif batik dapat dikenali berasal dari kalangan tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan hingga saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Jenis Batik
Terdapat dua jenis batik yang kini beredar di pasaran, yakni batik tulis dan batik cap. Batik tulis merupakan kain yang dihias dengan corak batik menggunakan tangan. Proses pembuatannya rumit dan lama, memakan waktu kurang lebih 2 – 3 bulan. Batik yang akan dikukuhkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO adalah jenis batik tulis.
Satu jenis lagi adalah batik cap. Corak dari batik cap dibentuk dengan menggunakan cap yang biasanya terbuat dari tembaga. Proses pembuatan batik cap tidak selama batik tulis. Dalam waktu 2 – 3 hari, batik cap dapat selesai diproduksi.
Cara Pembuatan
Batik pada umumnya dibuat di atas kain putih yang terbuat dari kapas. Kain tersebut dinamakan kain mori. Dewasa ini, batik juga dapat dibuat di atas bahan lain, seperti sutra, polyester, rayon, dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin bernama malam. Alat yang digunakan adalah canting untuk motif-motif halus, atau kuas untuk membentuk motif yang besar.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan. Pada umumnya, dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna yang lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia tertentu untuk melarutkan lilin.
liat situs tentang batik di : http://www.batikdesigns.org/pekalongan/index.php
Source : indonesiaberprestasi.web.id

« Newer
Older »