Follow This Blog revealed!
Welcome to my blog!Suka blog ini? yuk langsung follow, caranya dengan meng-klik bulatan keempat yang ada disamping...:-). enjoy!


profile



affies



archive



follow


link
" Sometimes the heart sees what is invisible to the eyes. "

Sinopsis Hana Kimi (Hanazakari no Kimitachi e) Spesial
Friday | 0 comments
Dorama ini merupakan kelanjutan dari Hanazakari no Kimitachi E series. Dan di luar perkiraan, episode spesial ini bukannya mengisahkan tentang perjalanan murid-murid Ohsaka Gakuen ke Amerika seperti banyaknya rumor yang beredar, melainkan kisah yang terjadi di antara episode ke 7 dan ke 8 dari versi series nya (oleh karena itu disebut episode 7.5) serta adegan kelulusan dari murid tingkat III.

Ada apa di Ohsaka Gakuen kali ini? Let's Chekidot . . . (^_^)
Adegan diawali dengan halaman Ohsaka Gakuen, saat seorang gading berambut pirang berlari masuk, dan kembali keluar lagi setelah mendengar para gadis yang berlarian ke arah asrama Ohsaka Gakuen. Persis seperti episode 1. Nah disini settingnya adalah Agustus 2007, itu artinya ketika Mizuki masih ada di Ohsaka Gakuen.

Adegan berikutnya menceritakan perjalanan singkat Mizuki ketika masuk Ohsaka Gakuen (episode 1), selama di Ohsaka Gakuen hingga akhirnya ia kembali ke Amerika (episode 12).
 
Adegan berikutnya adalah enam bulan kemudian, tepatnya Februari 2008. Seperti biasa, Ohsaka Gakuen yang selalu dipenuhi festival mengadakan festival “King of Hotties Battle”, kontes siapa yang mendapatkan coklat terbanyak di valentine.

 
Sano yang biasanya tidak pernah ikut serta dalam festival sekolah, kali ini ikut. Nakatsu yang jahil  mulai menggoda Sano.
“Sebenarnya, dibanding semua coklat itu, kau menginginkan coklat dari Mizuki kan?”
“Tidak juga. Aku tidak terlalu suka dengan makanan manis,” Sano mengelak.
“Kau masih saja cool seperti biasa. Oh ya, aku selalu ingin menanyakan hal ini. Kapan sebenarnya kau menyadari telah jatuh cinta pada Mizuki?”
“Huh? Itu bukan urusanmu!” bentak Sano, mulai kesal.
“Bodoh. Tentu saja itu urusanku. Waktu kakak Mizuki datang kesini?”
“Tidak,” elak Sano.
“Jadi . . . waktu kita berpisah, dan kami ke rumah pantai?” Nakatsu terus mendesak.
Sano menggeleng.
“Jelas, saat kau memintanya untuk tidak kembali ke Amerika,” tebak Nakatsu lagi.
“Tentu saja tidak!” Sano semakin kesal.
“Itu tidak sulit membuatmu mengakuinya. Cuping hidungmu mengembang ketika kau berbohong. Mengembang !” Nakatsu semakin menggoda Sano.
Sano yang ketahuan langsung menutup hidungnya.
“Aku hanya bercanda. Mengembang!” Nakatsu semakin senang karena Sano memakan umpannya. “Aku tahu . . . jadi waktu itu . . .”
Adegan  kembali ke akhir episode 7, ketika Sano menyusul Nakatsu dan meminta Mizuki untuk tidak kembali ke Amerika. Nakatsu kemudian sadar, kalau ialah yang sudah membuat Sano akhirnya keluar dan meminta Mizuki untuk tidak kembali. Sadar akan hal ini, Nakatsu memasang muka kesal pada Sano. Sano pun menutupi wajah Nakatsu dengan tangannya.
Nakatsu mulai kumat. Seperti biasa, ia melakukan monolog dengan dirinya sendiri. Memikirkan kapan sebenarnya Sano menyadari ia telah jatuh cinta pada Mizuki. Akhirnya, Nakatsu menyimpulkan kalau Sano jatuh cinta pada Mizuki di minggu terakhir liburan (setelah episode 7, sebelum episode 8, karenanya disebut episode 7,5).

Kembali ke Agustus 2007
Mizuki yang tidak jadi pergi kemudian jalan dan makan bersama Nakatsu. Disana ternyata juga ada Hibari yang sedang makan dengan teman-temannya. Komari yang baru diputus Nakatsu (akhir episode 7), terlihat sangat syok dan sedih.
Selesai makan, Nakatsu dan Mizuki kembali ke kamar. Di kamar, Mizuki menemukan Sano tengah memakan kue yang ia tinggalkan. Tentu saja Mizuki kaget.
“Itu . . . “
“Ah, aku lapar.”
“Bagaimana dengan surat di dalamnya?”
“Ah, surat . . . ,” belum sempat Sano melihatnya, Mizuki telah merebut surat itu kemudian memakannya. Sano bengong melihat ulah Mizuki.
Tepat saat suasana keduanya tidak enak, ada pengumuman untuk berkumpul di ruang makan.
 
Dan seperti biasa, direktur Sawatari datang mengumumkan kompetisi kali ini. “Kompetisi musim panas! Pertandingan memperebutkan bendera di kolam.”
Setelah pengumuman selesai, semua bubar dan kembali ke kamar masing-masing. Di kamarnya, Mizuki mengajak Sano berbicara, tapi Sano tidak mengacuhkannya. Karena mengira Sano sudah tidur, akhirnya Mizuki pun beranjak tidur. Ternyata Sano juga belum tidur, ia hanya tidak tahu harus mengatakan apa pada Mizuki.
Paginya, Mizuki seperti biasa mengunjungi dokter Umeda di UKS. Dia curhat mengenai apa yang dialaminya malam sebelumnya. Ia tidak jadi kembali ke Amerika karena ingin tinggal lebih lama di Ohsaka Gakuen.

 
Tiba-tiba saja Nanba masuk UKS dengan wajah lebam.
“Duduklah, aku akan mengobatimu,” ucap dokter Umeda. Mizuki yang ada disana pun membantu mencarikan kursi untuk Nanba.
“Aku tidak membutuhkannya. Aku sakit cinta. Aku baru saja bertemu dengan wanita yang merupakan takdirku . . .”

 
Nanba kemudian menceritakan kalau ia baru saja bertemu dengan seorang wanita berambut pirang dengan bahasa Jepang yang aneh. Wanita itu memukulnya hingga ke atas pohon, . . . (aneh banget masa habis dipukul bisa bertahan lama di atas. Apalagi ada animasi seekor burung yang nabrak Nanba . . . hihihi, lucu banget)
Mizuki dan dokter Umeda bingung mendengar cerita Nanba.
“Berambut pirang . . . bahasa Jepang aneh . . . ,“ Mizuki berpikir.

 
Malamnya, di kamar Nakatsu, ia dikagetkan oleh benda yang bergerak di balik selimutnya sambil berbisik “Ra … Ya … Sa … No … Na”. Kontan saja Nakatsu menjerit ketakutan. Jeritan Nakatsu mengundang teman-temannya masuk ke kamarnya. Mereka kaget karena selimut Nakatsu bergerak-gerak.
Nanba yang merupakan ketua asrama melompat ke atas selimut itu, berniat menangkap benda yang bergerak itu. Kemudian muncul kepala dengan rambut pirang. Nanba yang kaget berteriak girang, “Ini benar-benar takdirku.”
Tapi gadis rambut pirang itu memukul dan kemudian kembali menjatuhkan Nanba. (duh, kasian banget sih si Nanba, dipukul terus, hihihi )
Nakatsu yang kesal karena tidurnya diganggu mendekat dan memelototi gadis itu. Tiba-tiba dari arah pintu masuk Mizuki yang tengah membawa Sano masuk. Ternyata Mizuki mengenal gadis itu.
“Julia!” ucap Mizuki kaget.
“Mizuki!” Julia pun merangkul Mizuki. Ternyata Julia ini adalah teman Mizuki di Amerika. Anak-anak lain yang tidak mengerti dan kaget karena Mizuki ternyata mengenal Julia penasaran apa hubungan mereka.
Julia yang melihat Sano di belakang Mizuki mengatakan kalau ia dan Mizuki adalah sepasang kekasih. Tentu saja seisi sekolah kaget. (adegan yang aneh, padahal yang denger kalau Julia pacar Mizuki Cuma di kamar Nakatsu, tapi seisi sekolah kaget, hahaha). Sano pun beranjak pergi.
 
Paginya, Julia mengajak Mizuki memastikan perasaan Sano padanya. Mereka mendatangi Sano yang tengah berada di lapangan untuk latihan.
“Aku pacar Mizuki. Namaku Julia,” mereka menunggu reaksi Sano. Tapi seperti biasa Sano tidak peduli.
Sementara di atas bangku penonton, ada Nakatsu dan Nanba. Nakatsu yang kesal karena Julia mengaku sebagai pacar Mizuki memata-matai mereka. Nanba yang terlanjur jatuh cinta pada Julia pun melakukan hal yang sama. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk bekerja sama.
Mizuki dan Julia lalu duduk di depan Sano. Mereka mempertontonkan kemesraan di depan Sano.
“Apakah kau jelous?” tanya Mizuki pada Sano.
Mizuki kemudian minum dari botol, dan ternyata airnya tumpah ke bajunya. Julia lalu mengambil handuk dan mengelap air di baju Mizuki.
Sano hanya melihatnya tidak mengerti. “Itu . . . handukku,” ucap Sano.
Julia yang baru menyadarinya, lalu memberikan handuk itu pada Sano.
“Botol itu . . . juga milikku.”
Mizuki semakin salah tingkah. Lalu menyerahkan botol itu kepada Sano. Sano pun beranjak pergi meninggalkan Julia dan Mizuki di bangku. Rencana Julia gagal.

Kembali ke asrama,
Mempersiapkan kompetisi memperebutkan bendera, dorm 3 dan 1 melakukan persiapan. Dorm 3 melapisi tiang tempat bendera berada dengan kertas perak, dan menghubungkannya dengan sumber listrik. Dasar bodoh, eh tiang itu malah dipegang oleh Masao/Oscar . . . (dasar dorm 3, aneh)
Di tempat lain, dorm 1 juga tengah melakukan persiapan. Anak-anak dorm 1 push up dipimpin ketua dorm-nya, Tennouji. Sampai hitungan seribu sekian . . . mereka semua terkapar. Tennouji bengong melihat anak buahnya terkapar semua. (hahaha . . . payah)
 
Di tangga, Julia berbicara dengan Mizuki. Ia berupaya meyakinkan Mizuki kalau Sano tidak punya perasaan apa-apa padanya, dan mengajaknya pulang ke Amerika saja.
Di luar, Julia dan Mizuki bertemu dengan rombongan Nanba. Nanba mengira Mizuki putus dengan Julia, jadi ia bisa punya kesempatan bersama Julia. Tapi Julia mengelak.
Tiba-tiba muncul Tennouji dan rombongannya,
“Kenapa kalian tidak bersiap menghadapi kompetisi?” Tanya Tennouji.
“Aku alergi klorin, jadi aku menyerahkannya pada Ashiya/Mizuki. Jika kau kalah, Julia untukku,” ucap Nanba kemudian pada Mizuki.
“Aku tidak mau,” ucap Mizuki.
Mizuki dan Julia kemudian beranjak pergi, tapi dihentikan oleh Tennouji.
“Ashiya! Apa kau punya otot?” Tennouji kemudian memegang pundak Mizuki.
“Pelecehan seksual!” teriak Julia.
“Julia!”
Julia kaget, kemudian sadar kalau saat ini Mizuki adalah “laki-laki”. Anak-anak yang lain kaget. Tennouji kaget dan menyesal kalau dirinya telah melakukan hal yang buruk. Anak-anak lain penasaran, apakah jika sesama laki-laki memegang temannya juga merupakan pelecehan seksual. Untuk menutupinya, Julia mengatakan kalau di Amerika hal itu juga merupakan pelecehan seksual.
Mizuki kemudian beranjak pergi, sementara Julia mengikuti di belakangnya. Nanba kemudian mengambil kesempatan.
“Jika kau mau, kau bisa melakukannya semaumu padaku,”ucap Nanba sambil menghentikan Julia dan membuka dasi serta bajunya.
“Aku hanya tertarik pada Mizuki,” tegas Julia.
Nakatsu kesal pada Julia karena ia bisa begitu dekat dengan Mizuki. Sedang Nakao juga merasa cemburu, karena Nanba malah tertarik pada Julia. Dari arah belakang, Masao/Oscar melakukan yang tidak penting dengan mengucap “Hai,” dengan polosnya.
 
Merasa diabaikan, Masao kemudian berbalik dan memegang tiang bendera. Kontan saja ia terkena setrum. Teman-temannya yang heran kemudian memgangnya. Akhirnya mereka semua kesetrum (ga jelas deh pokoknya). Julia yang tidak percaya malah beranjak pergi meninggalkan anak-anak Ohsaka Gakuen yang kesetrum.
Julia mengikuti Mizuki ke taman. Ia masih saja membujuk Mizuki untuk mau kembali ke AMerika. Tapi Mizuki berkeras tidak mau, karena alasannya tinggal sekarang bukan karena Sano, tapi oleh hal lain.

 
Kembali ke masa sekarang,Februari 2008, setelah festival valentine . . .
Nakatsu ada di kamar Sano, dan masih jahil ingin tahu. “Jadi kau menyadari jatuh cinta pada Mizuki saat kau makan kue buatan Mizuki! Tentu saja !” Nakatsu kegirangan karena tebakannya tepat. “Tentu saja, aku kan detektif terkenal Nakatsu Suichi.”
Sano yang merasa terganggu dan kesal pada Nakatsu, akhirnya mematikan lampu. (kesal apa malu nih Sano, ihihihi)

 
Nakatsu yang keluar dari kamar Sano masih bergumam soal hubungan Sano dan Mizuki. Ia menuju papan pengumuman, dan melihat bahwa pemenang “king of hotties” tahun ini adalah si anjing Youjiro.
Nakatsu kemudian mendekati kandang Youjiro, dan menemukan Youjiro dengan . . . Youjiro junior. “Kapan ini terjadi?” gumam Nakatsu.
Kembali flashback ke Agustus 2007
Ternyata Youjiro di (aduh apa ya bahasanya?) kawinkan sama Kanako (anjing cewek), anjing yang ternyata milik keluarga Nakatsu. Disitu Nakatsu juga bertemu dengan ibunya. Ibunya memaksa Nakatsu untuk pulang dan melanjutkan bisnis keluarga. Tapi Nakatsu tidak mau. Ia ingin menjadi pemain sepak bola professional.
 

Masih di musim panas Agustus 2007
Hari pertandingan menangkap bendera di kolam. Masing-masing dorm menunjukan yel-yelnya. Dorm 1 dengan tariannya dan kostum warna-warni. Diantara Hibari four, hanya Kanna yang meneriakkan nama Tennouji. Giliran dorm 2, muncul dengan baju pantai warna warni dan disambut para gadis. Hibari Four pun heboh. Terakhir dorm 3, dengan tarian baletnya. (aneh dan ajaib deh, cowo2 dengan badan kekar pake baju balet ketat dan nari ga jelas . . . hahaha). Sebagian besar penonton tidak peduli, kasiaaan.
 
Berikutnya direktur Sawatari menegur Mizuki yang belum berganti baju renang.
“Ah, itu . . . baju renangku hilang,” elak Mizuki.
Nakatsu tiba-tiba saja membawakan celana renang, dan menawarkannya pada Mizuki. Akhirnya teman-temannya yang lain memaksa Mizuki ganti baju disana. Kehebohan terjadi. Julia yang ada di bangku penonton pun memandang dengan khawatir kalau-kalau Mizuki akan ketahuan. Detik-detik mendebarkan akhirnya berakhir ketika Sano tiba-tiba datang dan memegang tangan Nakao yang hendak membuka baju Mizuki.
“Dia sebenarnya demam, tapi tidak mau membuat kalian khawatir,” Sano member penjelasan dan mengajak Mizuki untuk pergi dan duduk saja menonton dari pinggir kolam. (hfth . . . lega, hampir saja, hihihi)
 
Akhirnya pertandingan dimulai tanpa Mizuki. Sang fotografer, Hara Akira mengumumkan kalau pemenang kompetisi ini diperbolehkan untuk mencium siapapun yang dia inginkan. Direktur Sawatari protes, tapi tidak diindahkan. Anak-anak tentu saja heboh. Masing-masing langsung berimajinasi dengan siapa ia akan berciuman. Tennouji dengan Kanna-nya, Nakatsu tentu saja dengan Mizuki-nya.
Julia pergi dari kolam, diikuti Nanba.
“Kalau saja aku tidak alergi, dan bisa ikut pertandingan, tentu aku bisa mencium Julia,” gumam Nanba melihat Julia yang pergi dan tidak mengacuhkannya.
Tiba-tiba saja dari arah belakang Nakao menyiramkan seember air kolam mengandung klorin. Nanba yang alergi pun langsung pingsan. Nakao senang, “Aku tidak akan membiarkan Nanba-senpai menjadi milik siapapun.” (maksudnya, kalau Nakao menang ia akan mencium Nanba, huek . . . hehehe)
 
Julia akhirnya menemukan Sano.
“Kau tahu kan kalau Mizuki itu cewek?”
Sano diam saja. Julia semakin kesal. Ia protes pada Sano, karena Sano menahan Mizuki untuk tidak kembali tapi juga tidak mengatakan apa-apa (perasaannya pada Mizuki, maksudnya).
 
Kembali ke kolam, ternyata yang keluar sebagai pemenang ternyata Nakao. Nakatsu penasaran, siapa yang akan dicium oleh Nakao. Nakao kemudian pergi, ia menemukan Nanba masih pingsan. (sory disensor, hahaha . . . adegan Nakao kiss Nanba). Nakao dan Nanba kemudian kembali ke kolam sambil bersorak-sorak. Di pinggir kolam, Mizuki juga berteriak girang, sementara Nakatsu ada di sebelahnya dengan tampang tidak enak karena gagal mencium Mizuki. (hahaha . . . dasar Nakatsu)
 
Setelah Julia pergi, Sano menuju ruang makan asramanya.
“Hei apa yang kau lakukan?” Sano heran bertemu Kagurazaka di ruang makan.
“Tidak ada. Aku hanya membuat bekal makan siang. Aku mau makan bersamamu,” ucap Kagurazaka polos. “Duduklah.”
“Kenapa?”
“Apa maksudmu kenapa ? . . . ingat hal itu . . . ,” Kagurazaka berimajinasi sambil senyum-senyum sendiri.
Flash back ke episode 7, ketika Sano sakit, dan Kagurazaka menjenguknya di kamarnya. (inget kebiasaan buruk Sano kalau mabuk?) karena makan makanan yang mengandung alcohol, Sano kiss Kagurazaka. (huahahahaha  . . . )
Sano tentu saja bingung (dia ga inget apa yang udah terjadi, secara lagi mabok, ihihihi). Kagurazaka mengeluarkan sebuah kotak bekal dengan isi berbentuk hati. Ia menawarkannya pada Sano.
“Aku tahu sekarang. Ciuman . . . bisa membuat orang menjadi liar,” ucap Kagurazaka lagi masih sambil senyum-senyum.
“Ciuman? Apa yang kau katakan? Apa kau baik-baik saja?” Sano masih tidak mengerti.
“Eh? K-Kau tidak ingat?”
Sano memalingkan muka sambil menghembuskan nafas.
“Kau menakutkan! “ ucap Kagurazaka yang kecewa (disini muka Kagurazaka lucu banget deh) sambil beranjak pergi, tapi kembali karena tasnya ketinggalan. “Ini pertama kalinya bagiku,” seru Kagurazaka lagi. “Kau b*******!,” Kagurazaka benar-benar pergi meninggalkan Sano masih terpekur sendiri di ruang makan, tidak mengerti.
 
Kembali ke kolam,
Anak-anak sedang beres-beres property di kolam. Mizuki juga ikut membantu. Karena melihat Mizuki baik-baik saja dan tidak tampak seperti orang sakit, mereka ingin mencoba membuktikannya. Nakatsu mendekat dan ingin mencoba membuktikannya sendiri. Ia mendekatkan wajahnya pada Mizuki, hendak . . . mencium Mizuki. Tapi dihentikan oleh Nakao. Nakatsu pun pingsan karena dipukul oleh Nakao.
“Apa kamu homo?” Tanya Nakao.
Nakatsu yang pingsan sempat-sempatnya bangun dan bilang, “Aku tidak homo,” lalu pingsan lagi.
Kali ini Nakao yang akan mengecek keadaan Mizuki. Sementara Mizuki tidak bisa berbuat apa-apa karena dipegangi oleh teman-temannya. Ternyata Nakao hanya meletakkan tangannya di dahi Mizuki. Karena ketahuan tidak sakit, teman-temannya menghukum Mizuki dengan melemparkannya ke kolam.
 
Mizuki hanya bisa pasrah dilempar ke kolam. Ketika akan naik, ia sadar kalau menggunakan kaos tipis dan berwarna putih, jadi baju dalamnya akan kelihatan. Akhirnya Mizuki memutuskan bersembunyi dengan masuk kembali ke dalam air. (inget adegannya di You’re Beautiful, waktu Go Mi Nam masuk ke air supaya tidak ketahuan kalau dia cewe, ihihihi)
Mizuki pingsan, tiba-tiba saja Sano yang tengah berjalan di samping kolam melihatnya. Tanpa pikir panjang, Sano masuk ke air dan berusaha menyelamatkan Mizuki. Ia membawa Mizuki ke pinggir kolam dan memberikan pertolongan, dan . . . napas buatan.

Quantcast
 
Mizuki pun dibawa ke UKS. Disana, bajunya sudah diganti semua.
“Aku tidak percaya kalau orang bisa mati semudah ini,” gumam Sano.
Dokter Umeda malah menggoda Sano, mengandaikan jika Mizuki benar-benar pergi dari kehidupan Sano. Karena kedatangan Akira, akhirnya dokter Umeda membiarkan Sano berdua dengan Mizuki. Sano memandangi Mizuki. Ia teringat kejadian tadi.
Mizuki sadar. Bingung bajunya telah berganti dan dalam keadaan kering. Ia bertanya pada Sano, tapi Sano mengelak. Sano bilang kalau yang melakukannya dokter Umeda.
“Syukurlah,” ucap Mizuki kemudian.
 
Kembali ke ruang makan.
Nakatsu kembali ditemui ibunya yang memaksanya untuk pulang. Tapi Nakatsu berkeras tidak mau. Ia tetap ingin menjadi pemain sepak bola professional. Akhirnya Nakatsu menantang ibunya, dalam pertandingan besok ia akan buktikan keseriusannya dan bila menang, ibunya harus membiarkannya menjadi pemain sepak bola. Ibu Nakatsu pun setuju dengan syarat yang ditawarkan Nakatsu. Dan ia merekamnya!
Setelah ibunya pergi Nakatsu lemas, karena mengucapkan tantangan itu. Mau tidak mau teman-temannya harus membantu Nakatsu bertanding dengan tim lain yang cukup terkenal, Toukyo Daichi. Nakatsu lalu pergi.
Anak-anak dorm lain heran, seberapa banyak anak dorm 2 yang ikut klub sepak bola. Ternyata mereka dibuat tercengang, karena anak-anak dorm 2 bisa ikut klub apa saja, bola basket, pingpong, bola volley, pendaki gunung, dan tentu saja klub sepak bola. Nanba, sang ketua dorm pun mulai narsis.
“Ini artinya . . . aku juga anggota klub sepak bola?” seru Mizuki tidak percaya.
Sano seperti biasa hanya diam saja dan beranjak pergi.

 
Kembali ke kamarnya,
Sano tengah bicara dengan Mizuki. Tiba-tiba saja, ketika berbalik, Sano menemukan Mizuki telah tertidur di tempat tidurnya.
“Yang benar saja . . . itu kan tempat tidurku,” gumam Sano kemudian.
Akhirnya Sano mengalah dan menggelar kasur lagi di sebelah Mizuki. Ia memandang ke arah Mizuki. Dan di saat bersamaan, Mizuki mulai mengigau . . .
“Aku cinta . . . hamburger.”
Belum selesai ucapan Mizuki, Sano sudah syok dulu. “C-Cinta . . . ,” Sano kemudian mengingat apa yang terjadi tadi siang. “Ada apa denganku sebenarnya? Kenapa aku seperti ini padanya? Apa ini karena “mouth to mouth”? (pernafasan buatan, maksudnya). Hal tadi membuatku tidak terkendali?Nakatsu, maafkan aku.sekarang aku tahu yang kau rasakan. Tunggu . . . mungkinkan ini . . . cinta?” ucap Sano dalam hati. Ia kemudian mulai mendendangkan sebuah lagu . . . tapi ups, baru sebentar udah nyadar rupanya. “Ah, aku bodoh,” Sano lalu beranjak untuk tidur.
Tiba-tiba saja Mizuki jatuh tepat di atas tangan Sano. Sano tadinya mau membangunkan Mizuki, tapi tidak jadi. Ia akhirnya membiarkan Mizuki tertidur di atas tangannya. (ihirrr . . . )
 
Paginya sekolah dihebohkan oleh poster berisi foto ketika Mizuki tidur di atas tangan Sano, (aneh banget, siapa coba yang memfoto? Padahal kan ga ada orang disana, ihihihi)
Mizuki yang heran mendekat dan syok dengan gambar itu. Julia datang, dan menyelamatkan Mizuki. Ia lalu mengajak Mizuki pergi dari sana. Di taman, Julia kembali memaksa Mizuki untuk ikut kembali ke America. Mizuki tetap tidak mau. Mereka akhirnya bertengkar.
 
Ketika Julia tengah berjalan sendirian, Nanba muncul dan mengajaknya makan, tapi Julia tidak mau.
“Kenapa kau menempelkan foto itu di dinding?” ucap Nanba kemudian.
Julia berhenti dan kemudian berpaling.
“Kau yang melakukannya kan? Foto dari sudut itu (dari atas maksudnya) hanya bisa diambil dari atas kan?”
“Kau . . . mau mengatakannya?”
“Tentu saja tidak. Tapi . . . jika kau mencoba menghancurkan hubungan antar anggota dorm, aku tidak akan memaafkanmu. Meskipun kau si manis Julia.” (ngancam ni ceritanya . . . hmmm, ketua dorm yang keren)
Julia ketakutan, “Kau tidak tahu apa-apa!” ucapnya lalu memukul Nanba dan beranjak pergi. Nanba yang kesakitan tidak bisa berbuat apa-apa melihat Julia, pujaan hatinya pergi. 
 

Karena salah paham, akhirnya rival yang diundang Nakatsu dan klubnya tidak bisa datang. Jadwal mereka bertabrakan. Akhirnya Nakatsu datang ke beberapa klub sekolah lain untuk mengajukan tawaran pertandingan. Tapi semua klub rupanya sudah punya jadwal masing-masing. Nakatsu baru kembali hampir tengah malam dengan gontai tanpa hasil apa-apa. Mizuki berpandangan dengan Sano.
Hari berikutnya,
Nakatsu yang sedang makan diseret ke lapangan sepak bola. Ternyata disana sudah berkumpul teman-teman satu klubnya dan penonton. Direktur Sawatari jadi wasit, kemudian tim rival datang. Ternyata mereka adalah anak-anak dari dorm 1 dan 3 yang menjadi rival tim Nakatsu, termasuk tiga orang yang mencoreng mukanya supaya terlihat sebagai pemain kulit hitam. (yang dicoreng Cuma mukanya, tangannya tetep putih, belang deh ihihihi . . . payah ya). Pertandingan akhirnya dimulai.
 
Di tengah pertandingan Mizuki jatuh. Ia dibawa ke ruang perawatan. Tapi Mizuki memaksa untuk tetap ikut pertandingan. Dari arah lain datang anak lain yang juga terluka. Nakatsu bingung, karena anggota klub terbatas. Tiba-tiba saja Sano datang.
“Aku akan melakukannya.”
Nakatsu, Mizuki dan anak-anak lain bingung sekaligus lega.
Petandingan akhirnya dimulai lagi. Nakatsu berhasil memasukan bola ke gawang lawan. Skor 2-0 bagi tim Nakatsu. Tapi pertandingan kemudian jadi kacau, karena anak-anak lain ternyata juga ikut masuk ke lapangan. Direktur Sawatari, sang wasit malah duduk dan diam saja melihat itu semua. (kacau deh). Belum lagi bola yang dimainkan menjadi berlipat jumlahnya. Dan yang paling parah, para senior Ohsaka Gakuen yang sudah tua-tua juga masuk dan ikut bertanding. Nakatsu tidak habis pikir dengan teman-temannya itu.
Pertandingan akhirnya berhenti. Mereka semua malah berkumpul di tengah lapangan, menari dan menyanyikan sebuah lagu (kayaknya sih lagu anak-anak yang cukup terkenal di jepang).

 
Nanba menemui ibu Nakatsu di pinggir lapangan. Ia mencoba menjelaskan keinginan Nakatsu dan betapa menyenangkannya bisa bersama-sama seperti itu. Nanba juga minta maaf atas nama teman-temannya, jika keadaan hari ini malah menjadi kacau seperti ini. (deuh baik banget sih ini ketua dorm...)
 
Ibu Nakatsu kemudian pergi. Nakatsu menyusulnya. Akhirnya ibu Nakatsu setuju membiarkan putranya itu untuk meraih cita-citanya menjadi pemain sepak bola professional.
“Jangan pulang . . . sampai kau berhasil menjadi pemain profesional.”
“Kau dapat mempercayaiku!” seru Nakatsu lega. Nakatsu lalu kembali ke lapangan bersama teman-temannya yang masih bernyanyi.
Nanba mendekati Julia dan duduk di sebelahnya. Julia akhirnya mengerti, kenapa Mizuki memilih untuk tinggal. Semua karena teman-temannya. Ia akhirnya merobek tiket pesawat yang tadinya sudah ia persiapkan untuk membawa Mizuki kembali ke Amerika.

 
Hari berikutnya,
Julia hendak kembali ke Amerika. Mizuki melepasnya. Tapi kemudian Julia menmui Sano.
“Kenapa kau memutuskan untuk melindungi Mizuki?” Tanya Julia.
Sano yang terus dipojokan akhirnya mengakui, “Aku suka Mizuki.”
Julia tersenyum lega, dan memandang ke Mizuki. Mizuki yang tidak mengerti hanya bisa bengong melihat senyum Julia.
 
Kembali ke masa kini, Maret 2008
Anak-anak dorm sedang duduk santai dan mengobrol di ruang makan. Mereka membicarakan kenangan tentang Julia dan juga liburan mereka di tempat Mizuki, California. Tennouji, Nanba dan Masao yang tahun ini akan lulus juga membicarakan rencana mereka selepas lulus nanti.
“Setelah ini, kita tidak akan bisa berkumpul seperti ini lagi,” ucap seseorang.
“Jangan khawatir, meski tidak bersama, kita masih bisa berteman,” hibur yang lain.
Mereka akhirnya larut dalam khayalan dan angan masing-masing.
 
Hari kelulusan tiba. Perwakilan siswa ada Tennouji, Nanba, Masao dan Hibari. Mereka berempat yang mendapat tanda kelulusan langsung dari kepala sekolah, Tsubaki.
 
Keluar dari ruangan kepala sekolah, masing-masing ketua dorm sudah disambut oleh anggota dormnya. Hibari dengan teman-temannya Hibari-four. Tennouji dengan teman-temannya di dorm1 dan yel-yel “Beibe . . .!”. Masao yang paling aneh (lebai malah) dengan teman-temannya dorm 3. Terakhir Nanba yang dipeluk oleh teman-temannya dorm 2.
 

Mereka berempat naik ke panggung. Diiringi lagu (mungkin mars sekolahnya kali ya) dan hendak membuka bola berisi kertas-kertas mengkilap.
Tiba-tiba acara dihentikan. Dari arah gerbang muncul dokter Umeda dengan bisnya. Ternyata Mizuki datang . . . tentu saja Sano seneng (keliatan tuh mukanya)
 
Mizuki maju dan berbicara di depan para ketua dorm. Tapi Nanba menengahi, kalau sekolah ini juga sekolah Mizuki, dan mereka semua adalah teman Mizuki juga. Mizuki tersenyum mendengar ucapan Nanba.
 
Acara kelulusan selesai. Mizuki menemui Sano dan memberikan sekotak kue pada Sano.
“Waktu liburan, aku tidak mengatakannya karena teman-teman ada disana"
“Hm?” Mizuki heran.
“Semakin hari, aku semakin menyukaimu, dan aku tidak bisa menghentikan perasaan ini. “
“Itu artinya . . . “
Flash back,
Ternyata sebelum Mizuki masuk dan memakan kertas di kotak berisi kue yang ditinggalkannya untuk Sano, Sano sudah membaca surat dari Mizuki.
Flash back selesai,
”Suratku . . . !”
“Lain kali kita bertemu, kamu harus mengatakan hal itu,” ucap Sano masih dengan gaya coolnya.
Mizuki tertunduk malu.
“Aku cinta kamu, Mizuki,” ucap Sano kemudian.
“Eh?”
“Itu yang aku rasakan sekarang.”
“Sano . . . “ Mizuki tersenyum senang.
 
“Hei tunggu !!!” Nakatsu tiba-tiba muncul. (huah . . . ganggu aja sih) “Kalian berdua tidak bisa berciuman! Anak SMA hanya boleh punya hubungan yang sehat, okey? (cembokur nih ceritanya) Mizuki, taksimu sudah datang,” ucapnya kemudian pada Mizuki.
“Terima kasih. Sampai jumpa lagi,” ucap Mizuki pada Sano. “Dagh, Nakatsu,” ucapnya pada Nakatsu sambil beranjak pergi.
Nakatsu dan Sano memandangi Mizuki yang berlari menjauh.
“Dia bilang, (sampai jumpa) lagi padamu. Padaku hanya dagh . . . ,” Nakatsu cemburu.
“Kau benar-benar pilih-pilih,” gumam Sano.
“Hei, ada apa dengan wajah gembira itu?” Tanya Nakatsu kemudian.
“Dia membuatnya sendiri. Tidak manis, tapi seperti yang aku sukai.”
“Jadi, itu saat kau menyukai Mizuki,” Nakatsu jahil lagi. “Tidak ada untukku lagi! Ah UFO?” Nakatsu merebut kue di tangan Sano.
“Hei !”
“Jangan bergerak! Apa kau peduli . . . apa kau peduli dengan apa yang terjadi pada ini? (kue dari Mizuki maksudnya). Aku akan memakannya. Aku akan berteriak kalau ini tidak manis,” lalu Nakatsu membuka kotak kue yang diberikan Mizuki.
Ternyata . . . kue itu berbentuk love dengan tulisan “I Love Izumi” di atasnya.
“I love . . . Izumi,” gumam Nakatsu kemudian.
Sano mendekat dan melihat isi kotak kue itu.
“Ini MANIS!!!” teriak Nakatsu kemudian.
Nakatsu kemudian akan membuang kue itu. Tapi tidak jadi. Ia berpaling ke arah Sano, dan . . . tersenyum. Begitu pula Sano . . . tersenyum manis. (wah, Nakatsu udah rela toh ceritanya, membiarkan Mizuki untuk Sano, ihihihi)
 
Mizuki yang telah kembali ke Amerika kemudian berdiri di depan cermin. Kali ini dia udah dandan cewek. Ia mengambil kelopak bunga sakuran yang tertinggal di rambutnya, lalu tersenyum.

 ~THE END~

Thank's to: elangkelanaflpsolo5

Labels:


« Newer
Older »