Follow This Blog revealed!
Welcome to my blog!Suka blog ini? yuk langsung follow, caranya dengan meng-klik bulatan keempat yang ada disamping...:-). enjoy!


profile



affies



archive



follow


link
" Sometimes the heart sees what is invisible to the eyes. "

[Sinopsis] Tokyo Shoujo Part 3
Sunday | 5 comments

part sebelumnya : Tokijiro dan Miho yang menjadi lebih dekat ,mengatur 'date' di Ginza pada hari bulan bersinar di tengah hari tanggal 26 April-(kadang-kadang bulan juga keluar siang hari). Kebayang ga sich gimana kencan mereka? let's chekidot :D
Di Ginza Tokijiro dan Miho ketemuan disuatu restoran yg sama pada zaman masing-masing untuk makan bareng,  
“Kita sekarang di restoran yang sama, makan kedua kari” ujar Miho senang.
“Aku masih bisa makan ini setelah 100 tahun. Itu bagus sekali!”
“Ya.Ah, berapa harga kari sana?”tanya Miho
“10 sen”
“10 sen?” Miho kaget” Bahkan tidak sampai 1 Yen? sangat murah”
Tokijiro tersenyum dan balik bertanya“Bagaimana di sana?”
“700 Yen”
“700 Yen?” kali ini giliran Tokijiro yang kaget”Kau bisa mendapatkan mobil dengan itu”
“Benarkah? Jika itu benar, aku benar-benar harus pergi ke tempatmu dengan uang sakuku, maka aku bisa membeli apa pun di sana” canda Miho .
Setelah makan, kencan unik mereka pun berlanjut.Mereka berjalan menyusuri tepi jalan sambil terus berbicara lewat ponsel. Saling bertanya apa tempat yang dilewati sama atau masih ada. Ada banyak perubahan lebih dari 100 tahun namun ternyata ada tempat yang masih ada dalam waktu 100 tahun. Yaitu sebuah toko bernama Erizen.
Miho dan Tokijiro kebetulan melewati toko ini, toko ini masih ada di Ginza pada tahun 2008 dan era Meiji. Tokijiro masuk ke dalam toko dan membeli hadiah cermin genggam untuk Miho pada pria pemilik toko yang punya seorang putri berusia 5 tahun bernama Nanami.
Pada cermin yang dibelinya, Tokijiro menulis, "Meskipun kita dipisahkan oleh perbedaan seratus tahun, rasanya seolah-olah hati kita berada dalam jangkauan dan tidak pernah terpisah "-.. Tokijirou Miyata
Soo Sweet >.<
Sambil menulis Tokijiro memohon pada pemilik toko “100 tahun kemudian, akan ada seorang gadis datang mengambil cermin ini.Pada saat itu, tolong jaga hadiah tetap simpan di sini.Namaku Miyata Tokijirou”
“Kau berbicara tentang sesuatu yang aneh” pemilik toko jelas keheranan dengan perkataan Tokijiro.
“Aku akan membayar biaya tambahan”
“Tidak tidak, Bukan itu maksudku” pemilik toko menolak , dia mengatakan tidak mungkin dirinya hidup selama itu, tapi akhirnya dia mengalah untuk menjaga hadiah itu. Nanami kecil nampak diam memperhatikan pembicaraan itu.
Tokijiro lalu mengatakan pada Miho untuk masuk ke toko Erizen di masanya dan memberitahu mereka kalau dia datang untuk mengambil hadiah dari Miyata Tokijiro yang disimpan di sana. Miho menurut , dia memasuki toko dan meminta hadiahnya. Seorang wanita yang menemuinya terkejut mendengar Miho menyebutkan nama Tokijiro. Bergegas dia memanggil seseorang. Dimana seorang nenek tua keluar dan memeluk Miho erat-erat “Akhirnya aku melihatmu!Kau akhirnya datang. Ini bukan mimpi, kan?” nenek itu nampak bahagia. Miho jelas kebingungan “Apa yang salah, nenek?”
“Nenek mengatakan kepadaku,100 tahun kemudian akan ada seorang gadis datang untuk mengambil hadiah.Tuan Tokijiro mengatakan padanya” Wanita tadi menjelaskan. Sementara nenek tadi terus berkata Ini sangat indah untuk hidup sampai sekarang.
“Nenek, kau bertemu Tuan Tokijiro?” nenek itu mengangguk.Wanita tadi lalu menyerahkan sebuah kotak kepada si nenek.
Siapa sebenarnya nenek itu? ternyata nenek tua itu adalah Nanami kecil yang kini berusia 105 tahun. Dan kejutan! Hadiah Tokijiro masih disimpan di sana selama seratus tahun. Nanami tua memberikan kotak berisi hadiah dari Tokijiro itu pada Miho.
Miho membukanya dan membaca tulisan Tokijiro di cermin. Miho merasa tersentuh. Dia berterima kasih pada Nanami tua.Nanami tua tersenyum dan mengangguk.

 
Miho menghubungi Tokijiro dan mengatakan telah mengambil hadiahnya. Miho bercerita  ada nenek yang pernah bertemu Tokijirou dan nenek itu tepat di sebelahnya.
“Bertemu denganku?”
Tokijiro melihat sekelilingnya. Menebak-nebak siapa nenek itu. Pandangannya jatuh pada Nanami kecil yang bertanya heran “Kakak besar, dengan siapa kau bicara?” Tokijiro mengerti dan mendapat ide. Dia meminta Miho memberikan ponselnya ke Nenek itu. Dan Miho pun memberikan ponselnya pada Nanami tua untuk berbicara beberapa kata pada Nanami kecil dan Tokijiro. Nanami tua berbicara dengan dirinya yang berusia 5 tahun, menyuruhnya untuk menjaga cermin. 
Saat Nanami tua berbicara dengan Tokijiro, dia berkata terimakasih pada Tokijirou dengan air mata di matanya. Tokijiro jelas bingung dia bilang kalau dia yang berterima kasih. Tapi ternyata......( diakhir cerita akan terungkap rahasia kenapa nenek itu berterimakasih pada Tokijiro. *hiks) 
"Nenek itu, berbicara pada dirinya sendiri dari 100 tahun yang lalu, mungkin dia menyadarinya" ujar Miho ketika sudah di luar dari toko.
"Aku pikir juga begitu.Itulah mengapa dia terus menjaga janji, menjaga cermin selama 100 tahun"Tokijiro setuju. Dan Miho berkata senang dengan hadiahnya.
Mereka memandang bulan di langit yang mulai terbenam. Tokijiro berterima kasih untuk hari ini karena dia sudah lama tidak berbicara dengan orang begitu bahagia. Miho turut berterima kasih.
“Aku sedang mempersiapkan untuk menulis sebuah novel baru.Aku akan menulis sesuatu tentang diriku sendiri kali ini,dan memasukkan ke dalam perasaan yang sesungguhnya. Aku akan terkenal, maka aku dapat meyakinkan ayahku” ujar Tokijiro.
“Meyakinkan?”
“Ayahku ingin aku mewarisi perusahaannya.Dia mengatakan bahwa, setiap orang memiliki sesuatu dalam hidup yang ia lakukan. Aku akan buktikan padanya,bagiku hal yang ku lakukan adalah membuat novel”
Miho terdiam,teringat dengan perkataan Atsushi beberapa waktu lalu "Tapi Anehnya, ia tampaknya tidak menjadi penulis"
“Aku akan membuatnya.Aku tidak akan pernah menyerah”lanjut Tokijiro
Miho yang merasa sedih dengan kenyataan masa depannya, mencoba menyemangatinya “Aku pikir itu dapat diubah"
"Apa?" ujar Tokijiro.
"Aku pikir jika seseorang membuat upaya, dia pasti akan dapat mengubah masa depan. Karena seseorang akan mencapai impiannya dengan usaha besar”
Saat itu terdengar bunyi di ponsel dan Tokijiro memberitahunya ada tanda merah yang tidak ada sebelumnya.
"Mungkin baterai hampir habis?" gumam Miho lalu berkata dia akan menghubungi Tokijiro lagi besok jam 2. Dan mengingatkan Tokijiro agar tidak lupa mematikan ponselnya.
setelah mematikan ponselnya Miho berujar pilu "Jika baterainya habis, aku tidak akan bisa berbicara dengannya lagi ..."
Malam harinya Miho memandangi cermin pemberian Tokijiro, sedangkan dikamarnya Tokijirou sedang mencoba untuk menyelesaikan novelnya yang diberi judul, "Gadis yang berjalan Menuju Masa Depan"
Miho yang tidak bisa tidur memutuskan ke dapur. Dimana ibunya sedang mengetik di laptop. Ibunya berkata telah berbicara dengan Atsushi dan memutuskan untuk tidak menikah. Mereka tidak ingin mengabaikan ketidaksetujuan Miho.
"Mengapa? Kenapa kau tidak menikah?" Miho terperanjat "Aku...Aku takut, kalau ibu menikah, Aku akan sendirian, jadi Aku ingin memiliki ibu sendirian.Tapi ini hanya pikiran keras kepalaku.Sekarang aku tahu perasaan bila kau ingin bersama dengan orang yang disukai. Aku juga tahu saat kau selalu ingin berbicara dengan orang itu.Aku setuju kalian berdua menikah"
"Miho?" Ibunya kaget dengan perkataan Miho yang di luar dugaan.
"Besok adalah hari Minggu. Mari kita pergi ke restoran dengan Shiomi-san, kita bertiga.Aku tidak akan kabur lagi kali ini" ajak Miho.
Ibunya nampak bahagia dan mengucapkan terima kasih. Saat Miho hendak ke kamarnya, ibunya memanggil, berujar penuh rasa ingin tahu "Miho, mengapa kau tiba-tiba mengubah keputusanmu?"
"Aku tidak akan memberitahu"sahut Miho, tersenyum misterius.
Keesokan harinya di tangga restoran yang sama dengan tempat ponselnya menghilang, Miho mencoba menjatuhkan charger ponselnya untuk Tokijirou melalui wormhole lagi sehingga mereka dapat terus berkomunikasi. Usahanya gagal total, charger itu hancur berkeping-keping di lantai bawah. Miho kecewa "Mengapa..mungkin itu karena Tokijirou tidak ada?"
Sementara, Tokijiro yang akhirnya berhasil menyelesaikan novelnya berencana untuk menunjukkan naskah ke editor di penerbitan. Akiko turut senang dan menyemangati kakaknya.Saat itu ponsel di Tokijiro berdering. Dari Miho yang memintanya pergi ke penerbitan di masanya."Aku berencana untuk pergi ke sana sekarang" jawab Tokijiro. Miho senang dengan kebetulan itu.
Akiko memperhatikan kakaknya menelepon."Apakah itu benar-benar telepon?" ujarnya nampak percaya pada akhirnya.
Saat Miho kembali bergabung dengan ibunya dan Atsushi, Atsushi menunjukkan Miho hasil pencarian yang dia tanyakan sebelumnya tentang Tokijiro. "Ah ngomong-ngomong, tentang Tokijiro waktu itu,Aku merasa penasaran, jadi aku melakukan beberapa penelitian lebih lanjut.Natsume Souseki benar-benar memiliki murid bernama Miyata Tokijiro"
"Apa yang terjadi pada dia akhirnya?"tanya Miho.
"Ia meninggal sangat awal Meiji, tanggal April 21 tahun 45"
"Meiji tahun 45 ..." Miho merasa sesak mendengar perkataan Atsushi barusan "Kau bilang tanggal 21 April ...Bukankah hari ini?"
"Sepertinya ia tenggelam. Ini adalah koran saat itu" ujar Atsushi seraya menyerahkan secarik kertas pada Miho. Dia heran dengan reaksi Miho saat membaca kertas itu.
"Ada apa, Miho?" Ibunya bertanya cemas melihat anaknya tiba-tiba gelisah.
"Aku pinjam ini" Miho berlari membawa kertas itu ke sudut restoran dan menghubungi Tokijiro. Namun yang terdengar suara operator yang mengatakan nomor yang dihubunginya diluar dari jangkauan layanan atau dimatikan."Mengapa tidak dapat dihubungi?"Miho putus asa. Refleks dia menatap langit- bulan sedang ditutupi awan.
Bersamaan dengan itu, Tokijiro dalam perjalanan ke penerbitan. Miho bergegas pergi ke atap gedung, berharap awan yang menutupi bulan segera pergi."Angkat, Tokijiro..."


TO BE CONTINUE....
Akankah kisah mereka berakhir bahagia ataukah sad ending?
Nantikan part terakhirnya..
 
(Park Shin Hye sebagai Cha Eun Sang, Drama The Heirs 2013 왕관을 쓰려는자, 그무게를 견뎌라 - 상속자들)

« Newer
Older »